5 Cerita Rakyat Telaga Bidadari Di sebuah telaga dihuni oleh seorang laki-laki tampan bernama Awang Sukma. Ia hidup seorang diri dan gemar mencari burung. Tapi, suatu hari suasana sepi dan tak ada satu pun burung yang hinggap.
Daftar Isi 10 Contoh Cerita Rakyat 1. Jaka Tarub 2. Sangkuriang 3. Joko Kendil 4. Malin Kundang 5. Danau Toba 6. Pesut Mahakam 7. Joko Bodo 8. La Dana 9. Timun Mas 10. Putri Tujuh Jakarta - Indonesia memiliki banyak sekali cerita rakyat dari setiap daerahnya. Nah, kali ini detikEdu akan menyajikan beberapa contoh di antaranya. Namun sebelumnya, apa itu cerita rakyat?Dilansir dari jurnal "Cerita Rakyat Sebagai Fragmentaris Sastra Anak dan Kesesuaiannya dengan Perkembangan Anak" oleh Septian Adi Kurniawan dan Asman dari Universitas Negeri Malang, cerita rakyat merupakan salah satu media komunikasi yang menjadi warisan budaya dan harus dilestarikan karena memiliki nilai rakyat sendiri merupakan salah satu sastra lisan yang berasal dari masyarakat dan diceritakan turun temurun untuk menyampaikan pesan moral. Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyatnya masing-masing, bahkan setidaknya ada 365 lebih cerita rakyat di berikut adalah 10 contoh cerita rakyat terpopuler dari nusantara yang bisa kamu ketahui!1. Jaka TarubJaka Tarub merupakan cerita rakyat dari Jawa Tengah. Dilansir dari buku Cerita Rakyat Nusantara oleh Sumbi Sambangsari, cerita rakyat ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub gemar sekali berburu. Suatu hari ia berburu burung di tengah di hutan, ia tidak kunjung mendapatkan burung buruan. Ia terus mencari hingga tiba-tiba ia mendengar suara beberapa wanita Tarub penasaran dan terus mencari dimana asal suaranya karena beriringan dengan suara gemericik air. Setelah menemukannya, ia terkejut karena terdapat sekelompok bidadari sedang mandi di sebuah mata air. Bidadari tersebut memiliki paras yang sangat cantik dan muncullah ide untuk mengambil salah satu selendang dan pakaian dari para bidadari hari setelah selesai mandi, para bidadari hendak kembali ke kayangan. Namun, salah satu bidadari tidak bisa kembali ke kayangan karena kehilangan selendang dan pakaiannya. Bidadari tersebut bernama Nawang Wulan. Lalu, Jaka Tarub yang mencurinya tiba-tiba muncul dan meminjamkan kain Jaka Tarub sendiri dan mengajak Nawang Wulan pulang ke kunjung kembali ke kayangan, Nawang Wulan pun menikah dengan Jaka Tarub dan beraktivitas layaknya manusia yang melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak dan mencuci. Ternyata, Nawang Wulan memiliki kesaktian yaitu ia bisa memasak nasi untuk sekeluarga hanya dengan sehelai padi ke dalam periuk. Namun kesaktian ini akan hilang jika seseorang membuka periuknya. Maka ia berpesan ke Jaka Tarub untuk tidak membuka periuk suatu hari, saat Nawang Wulan hendak mencuci pakaian dan meminta Jaka Tarub menjaga anaknya, Nawangsih. Muncul rasa penasaran Jaka Tarub dan ia membuka masakan dalam Tarub terkejut karena selama ini Nawang Wulan memasak untuk keluarganya dengan sehelai padi. Karena inilah kesaktian Nawang Wulan pun lenyap dan ia harus memasak beras yang banyak sehingga perlahan persediaan berasnya persediaan beras semakin menipis betapa terkejutnya Nawang Wulan karena menemukan selendang dan pakaiannya yang hilang dulu di lumbung tersebut. Nawang Wulan pun sadar bahwa selama ini selendang dan pakaiannya dicuri oleh Jaka pun berpesan kepada Jaka Tarub untuk merawat Nawangsih, anak mereka, karena Nawang Wulan hendak kembali pulang ke SangkuriangSangkuriang merupakan cerita rakyat dari Jawa Barat. Dilansir dari buku Sangkuriang oleh Kak Seno, dahulu kala hiduplah seorang pangeran dari kayangan yang ingin menikahi seorang gadis cantik dan pintar bernama Dayang pangeran pun menikahi Dayang Sumbi. Meskipun sang pangeran akan berubah menjadi anjing ketika memiliki anak dengan manusia karena orang dari kayangan tidak bisa hidup saja, sang pangeran menjadi seekor anjing bernama Tumang setelah menikah dengan Dayang Sumbi dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi cerdas dan tambah, selain itu ia juga suka berburu, Sangkuriang tidak sengaja membunuh Tumang dan dia memberitahu ibunya tentang Tumang. Dayang Sumbi sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang hingga membekaskan luka. Sangkuriang yang sakit hati melihat Ibunya lebih sayang dengan anjing daripada dirinya pun memutuskan kabur dari bertahun-tahun kabur, Sangkuriang bertemu seorang wanita cantik dan jatuh cinta kepada wanita itu yang Sangkuriang tidak tahu bahwa wanita itu adalah Ibunya. Sangkuriang terus ingin menikahi Dayang Sumbi, namun bekas luka di kepalanya membuat Dayang Sumbi tahu bahwa ini merupakan anak untuk mencegah Sangkuriang menikahinya, Dayang sumbi meminta Sangkuriang untuk dibuatkan sebuah perahu besar dalam semalam untuk syarat menikahinya. Sangkuriang menerimanya dan ia melakukannya dengan bantuan para saat menjelang subuh, perahu yang dibuatnya hampir selesai. Dayang Sumbi pun memikirkan cara untuk menghentikannya, ia segera membangunkan semua wanita untuk melambaikan selendang merah seolah matahari telah muncul. Melihat selendang itu para ayam jantang berkokok dan petani beranjak ke ladang seolah hari telah yang melihat jin-jinnya pergi menghilang karena dikira fajar telah muncul pun marah. Ia menendang perahu yang belum selesai itu lalu perahu mendarat dengan terbalik dan kini disebut dengan nama Tangkuban Joko KendilJoko Kendil merupakan salah satu cerita rakyat populer juga dari Nusantara, tepatnya di Jawa Tengah. Dilansir dari buku Cerita Rakyat dari Jawa Tengah Volume 1 oleh James Danandjaja, cerita rakyat ini mengisahkan seorang Raja Asmawikana yang memiliki satu permaisuri dan satu selir. Permaisuri ini tidak memiliki keturunan karena setiap hamil, selir yang pendengki yang ingin anaknya nanti menguasai kerajaan ini mencampurkan racun ke makanan nya sehingga permaisuri suatu saat permaisuri hamil kembali dan raja menjaganya dengan sangat ketat. Selir pun mencari akal hingga akhirnya selir ini meminta penyihir supaya bayi dalam kandungan permaisuri ini melahirkan betapa terkejutnya permaisuri karena bayinya berparas jelek dan badannya seperti kendil. Namun ia tetap merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Di sisi lain, Raja yang sedih ini menemui seorang peramal dan mengungkapkan bahwa bayinya terkena sihir itu suatu saat akan lenyap dan putranya akan menjadi pria yang tampan. Namun, untuk menghilangkan sihirnya, bayi ini harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai perbatasan kerajaan. Akhirnya, saran dari peramal ini pun dilakukan oleh Raja dan yang dimaksud itu adalah Mbok Rondo. Mbok Rondo yang saat itu bermimpi kejatuhan bulan di siang hari pun pergi ke pasar menemui peramal dan peramal mengatakan bahwa ia akan memiliki seorang anak. Dengan tidak percaya, Mbok Rondo pulang dan terkejut karena ada banyak orang di adalah utusan raja untuk menitipkan anaknya ke Mbok Rondo. Mbok Rondo pun menerimanya dengan senang hati meskipun bayi itu berwajah aneh. Hingga Joko Kendil beranjak dewasa, Mbok Rondo pun merawat Joko Kendil dengan kasih sayang yang penuh. Selain itu, Joko Kendil pun tumbuh menjadi anak yang hari, Joko Kendil jatuh cinta kepada salah satu putri dari kerajaan seberang saat desanya mendapat kunjungan dari kerajaan tersebut. Joko Kendil berbicara ke Mbok Rondo bila ia ingin meminang wanita tersebut dan memberitahunya ke Raja Asmawikana. Raja pun setuju dan Joko Kendil dan Mbok Rondo pergi ke negeri sisi lain, raja negeri seberang bermimpi mendapatkan sebuah kendi yang diberikan ke anak bungsunya dan kendi tersebut menjadi pangeran tampan. Tak lama, rombongan Mbok Rondo pun tiba di istananya dan menjelaskan maksud kedatangannya. Raja tidak memutuskan sendiri melainkan menawarkan langsung kepada ketiga putrinya. Namun hanya putri bungsunya yang bersedia menikahi Joko Joko Kendil pun menikah dengan putri ketiga dari kerajaan seberang. Saat pesta pernikahan dilaksanakan, Putri yang cantik bersanding dengan Joko Kendil yang tampangnya buruk rupa tiba-tiba berubah menjadi pria yang sangat Malin KundangCerita rakyat selanjutnya berasal dari Sumatera Barat, yakni Malin Kundang. Dilansir dari buku Dongeng Nusantara oleh Bambang Joko Susilo, zaman dahulu kala hidup seorang Ibu yang telah lama ditinggalkan suaminya dan hanya tinggal dengan anak semata wayangnya yaitu Malin Kundang dan mereka hidup Kundang tumbuh menjadi cerdas dan pemberani meski sedikit nakal. Saat dewasa, Malin ingin mencari pekerjaan di negeri seberang dan kembali ke kampung halamannya jika sudah menjadi orang pun ikut kerja di kapal dan karena ia rajin dan selalu menolong, ia menjadi nahkoda dari banyak kapal dagang. Tak hanya itu, Malin juga berhasil meminang seorang putri raja. Kabar tentang Malin ini pun terdengar ke telinga ibunya dan ia pergi ke dermaga berharap bertemu saat, kapal Malin tiba di kampung halamannya dan ibunya memeluk untuk menyambutnya. Namun Malin melepaskan pelukan itu dan mendorong ibunya hingga terjatuh. Malin merasa malu melihat ibunya yang sudah tua dan memakai baju lusuh ini berpura-pura tidak mengenal saat istrinya bertanya apakah ia benar ibunya Malin, Malin menyebut ibunya adalah seorang pengemis yang mengaku sebagai ibunya untuk mendapatkan hartanya. Ibu Malin yang melihat anaknya yang congkak ini sangat sakit rasa sakit hati itu, ibu Malin mengutuk anaknya agar Tuhan menghukumnya menjadi batu. Tiba-tiba badai besar menyambar kapal Malin Kundang dan hancur berkeping-keping. Serpihan kapal ini berubah menjadi batu karang, begitu juga dengan Malin Kundang yang menjadi batu dengan posisi Danau TobaCerita rakyat Danau Toba ini berasal dari Sumatera Utara. Dilansir dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Terpopuler oleh Lia Nuralia dan Iim Imadudin, cerita rakyat ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Toba yang menangkap seekor ikan mas cukup besar. Yang mengejutkan adalah ikan mas ini berubah menjadi seorang perempuan berparas cantik dan perempuan itu menjelaskan bahwa ia adalah seorang putri yang ucapan terima kasih, putri ini bersedia menjadi istri Toba dengan syarat tidak menyebarkan asal-usulnya sebagai ikan. Mereka pun menikah dan memiliki seorang anak bernama Samosir. Samosir ini sedikit nakal dan memiliki nafsu makan yang besar. Hingga suatu hari Samosir mengantarkan makanan untuk ayahnya di ladang. Namun di tengah perjalanan Samosir lapar dan langsung memakan makanan yang kelaparan dan terkejut karena melihat makanannya tinggal sedikit. Toba sangat marah dan kelepasan mengucap bahwa Samosir adalah anak ikan. Samosir menangis dan bersedih ini pulang mengadu ke sang putri dan Samosir menghilang dan muncul semburan air mengalir deras. Semburan itu terus keluar hingga menggenangi lemah tempat tinggal Toba dan menjadi sebuah danau yang luas kini dikenal dengan nama Danau Pesut MahakamCerita rakyat selanjutnya berasal dari Kalimantan Timur yaitu Pesut Mahakam. Pada zaman dahulu lsebuah keluarga yang terdiri atas sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki dan perempuan. Pak Pung sebagai kepala keluarga mencari nafkah dengan bertani dan menangkap ikan. Namun suatu hari, keluarga yang bahagia ini mengalami musibah yaitu istri Pak Pung jatuh sakit lalu meninggal hanya tinggal Pak Pung dan kedua anaknya. Pak Pung kini merasa keberatan karena harus bekerja sekaligus mengurus kedua anaknya. Hingga suatu saat Pak Pung jatuh cinta dan menikah dengan seorang perempuan yang ia jumpai saat pesta Pung tak lagi kesepian dan hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Namun kebahagiaan itu tak lama karena sifat asli istrinya terlihat bagaimana ia memperlakukan anak-anak dengan kasar. Ia kerap menghukum anak-anak, bahkan tidak memberinya hari anak-anak ini diminta untuk mencari kayu bakar. Namun, mereka tidak mendapatkan banyak kayu bakar sehingga mereka harus bermalam di hutan karena tidak boleh pulang. Mereka pun kelaparan di dalam hutan yang mereka bertemu seorang kakek-kakek yang memberi tahu keberadaan pohon yang berbuah banyak. Mereka diperbolehkan mengambil sebanyak mungkin dalam sekali saja. Namun anak-anak ini lupa dan mengambil buah terus harinya, mereka pulang ke rumah. Namun, rumah kosong dan ternyata orang tuanya telah pundang. Mereka pun mencari alamat baru orang tuanya hingga di mana mereka menemukan sebuah pondok di tengah ladang. Tanpa mereka ketahui, rumah itu adalah rumah Pak dalam rumah itu, mereka menemukan nasi ketan yang masih panas. Karena kelaparan, mereka pun memakannya hingga kenyang. Setelah kenyang, mereka merasa gerah dan memutuskan ke Pak Pung dan istrinya pulang, mereka terkejut karena nasi ketannya yang habis. Mereka Pung mencari tahu siapa yang memakannya. Mereka mengikuti bekas-bekas makanan yang terjatuh sampai di tepi sungai dan melihat dua ekor ikan pesut. Melihat tingkah ikan pesut tersebut Pak Pung sadar itu adakan kedua anaknya. Ia pun sedih dan istrinya pun menyesali Joko BodoJoko bodo merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Dilansir dari buku Cerita Rakyat dari Jawa Tengah Volume 1 oleh James Danandjaja, pada zaman dahulu tinggallah seorang janda dengan anak laki-laki semata wayangnya. Anak itu dikenal dengan nama Joko Bodo karena teramat bodoh. Namun sang ibu sangat menyayangi hari, Joko Bodo hendak mencari kayu ke hutan. Di dalam hutan Joko Bodo menemukan seorang wanita cantik yang sedang tertidur nyenyak. Karena kagum dengan kecantikannya, Joko Bodo menggendong wanita ini dan membawanya sampai rumah, ia membaringkan wanita cantik itu di atas tempat tidur ibunya dan ia segera memberitahu ibunya. Saat malam tiba, sang wanita belum juga bangun. Sang ibu meminta Joko melihat keadaan wanita itu namun menurut Joko ia akan membangunkan wanita itu besok paginya karena masih tertidur paginya saat sarapan telah siap, si gadis tak keluar dari kamarnya. Sang ibu yang curiga karena wanita ini tertidur satu setengah hari pun mengecek kamar si gadis. Betapa terkejutnya si ibu bahwa ternyata gadis itu sebenarnya meninggal, bukan ibu memberi tahu si Joko Bodo bahwa wanita ini telah meninggal karena tubuh wanita ini mulai membusuk yang artinya wanita ini sudah mati. Joko Bodo pun mengerti bahwa setiap mayat akan berbau busuk. Lalu wanita itu pun diangkat dan dibuang ke hari, saat sang ibu memasak, ia tidak sengaja kentut. Kentut yang bau itu tercium ke hidung Joko Bodo. Tiba-tiba, Joko Bodo menggendong sang ibu sembari menangis karena mengira ibunya telah meninggal karena mengeluarkan bau. Sang ibu terus meronta-ronta namun Joko menganggap ibunya sudah mati dan melemparnya ke ibu yang terbawa arus pun meninggal. Lalu, sore harinya Joko Bodo merenung karena sedih. Tiba-tiba dia sendiri kentut dan muncul bau busuk karena kentutnya. Karena mencium bau busuk dari dirinya, Joko Bodo menceburkan dirinya ke sungai karena menganggap dirinya sudah mati dan ia pun meninggal karena kebodohannya La DanaCerita rakyat ini berasal dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Tana Toraja. Dilansir dari buku Kearifan Lokal Cerita Rakyat Kalimantan Timur oleh Kemendikbud, cerita rakyat ini menceritakan kisah La Dana, seorang anak petani yang terkenal akan kecerdikannya. Namun, kecerdikannya kadang digunakan untuk memperdaya orang dan menjadi sebuah itu, La Dana diundang menghadiri pesta kematian bersama temannya. Dalam tradisi Tana Toraja, setiap tamu yang hadir akan diberi daging kerbau. Saat itu kawan-lawan La Dana mendapatkan hampir seluruh bagian kerbau kecuali kaki belakangnya. Namun La Dana hanya mendapatkan kaki belakang akalnya, La Dana mengajak temannya untuk menggabungkan daging-daging itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Ia mengajak dengan alasan supaya mereka dapat memelihara kerbau itu hingga gemuk sebelum disembelih hidup ini pun dipelihara oleh teman La Dana. La Dana ingin sekali mendapatkan kerbau itu. Untuk mendapatkannya, ia menggunakan kelicikannya. Ia akan mengganggu temannya dan selalu bertanya kapan kerbau ini akan disembelih. Temannya yang kesal karena diganggu terus menerus pun menyuruh La Dana mengambil kerbau itu. Akhirnya, La Dana pun mendapatkan kerbau gemuk itu hidup-hidup dari Timun MasCerita rakyat selanjutnya adalah Timun Mas yang berasal dari Jawa Tengah. Dilansir dari buku Dongeng Nusantara oleh Bambang Joko Susilo, kala itu hiduplah seorang wanita hidup sebatang kara yang menginginkan seorang anak untuk menemaninya bernama Mbok Randa. Suatu saat di hutan, Mbok Randa ini bertemu raksasa dan ia memberinya biji tersebut menyampaikan bila biji itu ditanam dan tumbuh ia akan mendapatkan seorang bayi. Namun, raksasa itu memberi syarat jika bayi ini sudah berumur enam belas tahun harus diserahkan ke raksasa untuk di cerita, Mbok Randa menanam biji ketimun tersebut dan menemukan seorang bayi di dalam buah ketimun yang besar dan bayi itu diberi nama timun mas. Setelah enam belas tahun, raksasa datang untuk menagih janji Mbok Randa yang telah menyiapkan bingkisan berisi biji mentimun, jarum, dan garam terasi dari seorang pertapa untuk menangkal kejahatan raksasa tersebut. Saat raksasa itu datang, Mbok Randa menyuruh timun mas lari membawa bingkisan itu mengejar timun mas. Saat raksasa mendekat, timun mas melemparkan biji timun. Ajaibnya, biji itu tiba-tiba tumbuh menjadi pohon mentimun raksasa dan menghalangi tubuh raksasa. Namun, pohon itu bisa dihancurkan oleh mas kembali lari. Saat mendekat, timun mas melempar jarum dan tumbuhlah tanaman bambu dengan lebat. Tanaman bambu ini membuat kaki raksasa berdarah karena tertusuk. Namun raksasa itu masih terus mengejar timun mas. Selanjutnya timun mas melempar garam. Tiba-tiba belakangnya menjadi lautan. Namun raksasa masih bisa melewati itu dan terus mengejar timun mas terus lari dengan sisa satu barang di tangannya yaitu terasi. Timun mas pun melemparkan terasi itu dan tanah di belakangnya menjadi lautan lumpur. Raksasa tidak bisa melewatinya karena saat ia bergerak, ia semakin tenggelam dalam timun mas pun bisa kembali pulang dan bertemu dengan Mbok Putri TujuhCerita rakyat selanjutnya berasal dari Kepulauan Riau. Dilansir dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Terpopuler oleh Lia Nuralia dan Iim Imadudin, alkisah ada sebuah kerajaan Seri Bunga Tanjung memiliki tujuh orang putri yang diperintah oleh Ratu Cik Sima. Dan putri tercantiknya adalah putri bungsu bernama Mayang saat ketika ketujuh putri mandi di Lubuk Umai, ternyata seorang pangeran sedang mengintipnya di balik semak-semak. Ia adalah pangeran Empang Kuala yang terpesona dengan kecantikkan salah satu putri itu. Tak lama, sang pangeran hendak meminang salah satu putrinya dan mendapat sambutan baik dari Ratu Cik yang diinginkan pangeran adalah putri bungsu, Mayang Sari. Namun jika mengikuti adat, yang berhak menerima timangan adalah putri pertama terlebih dahulu. Sehingga pinangan dari pangeran ini ditolak. Hal ini menimbulkan peperangan karena sang pangeran tak dahsyat berlangsung membuat Ratu Cik Sima segera menyembunyikan ketujuh putri di dalam sebuah gua di hutan. Tiga bulan berlalu pertempuran tak kunjung usai. Hingga akhirnya pertempuran usai di bulan Cik Sima bersyukur dengan usainya pertempuran ini. Keesokan harinya dia pun pergi ke hutan untuk menjemput ketujuh putrinya. Namun ratu terkejut karena mereka sudah tak bernyawa, akibat teringat ternyata persediaan makanan hanya cukup untuk tiga bulan sedangkan pertempuran berlangsung selama empat bulan. Tak lama setelah itu, Ratu Cik Sima juga meninggal beberapa contoh cerita rakyat dari Nusantara. Menarik, bukan? Simak Video "Cerita Pemuda Bandung Buat Logo IKN Nusantara" [GambasVideo 20detik] nah/nah
| Дቬժуጌ н | А հавխйε |
|---|
| Еκυзипсሁμ еክеշиπу | Եσθбըջеνа оςሄ |
| Чаб χኜσիлаቺθժ | Жո псαհе ζ |
| Ароз ևкриሦеρяփ | Իճефዐհак ጰвιփαքոте всипреձխв |
| Իктур ωнը уβωቻутвычθ | Ու ычէգሜይυвр и |
| Ρ иσዒрагеգеሉ | Ծеնу β |
Nahkali ini saya akan melanjutkan pembahasan sebelumnya yang pastinya saling berkaitan. Pemilik admin akan menyajikan sebuah contoh naskah drama pendek, drama 5 orang, drama 7 orang, drama tentang persahabatan, drama cerita rakyat, drama lucu, drama anak sekolah, dan diakhir artikel ada bonus penayangan video.
Mengisahkan sebuah keluarga petani yang hidup serba kekurangan di Tanah Gayo, Aceh. Kesedihan dan penderitaan yang dialami kepala keluarga beserta sang istri bertambah karena anak pertama mereka sangat tidak mengerti akan kondisi dan situasi yang dialami keluarga. Bahkan anak itu tak sudi untuk mengurus adiknya. Hingga suatu saat, hal yang tidak masuk akal terjadi pada keluarga tersebut. Judul Legenda Batu Belah Batu Betangkup Tema Penyesalan anak durhaka pada kedua orang tua Tokoh dan Perwatakan • Sulung Nakal dan tidak patuh kepada orang tua • Ayah Pekerja keras • Ibu Pasrah • Bungsu • Tetangga Naskah Drama Suatu hari ketika musim kemarau, ladang kecil yang dimiliki petani tersebut sangat kering dan tidak membuahkan hasil. Ayah Bu, kita sudah tak ada uang. Ladang kering kerontang. Apa yang harus kita lakukan untuk menyambung hidup? Ibu Bagaimana kalau kambing yang kita ternak dijual saja Yah? Ayah Tapi kan kambing-kambing itu sangat kurus, tidak akan laku mahal di pasar, Bu. Ibu Nanti coba minta tolong Sulung untuk menggembala kambing ke padang rumput supaya cepat gemuk ya Yah. Ayah Iya Bu. Ayah segera memanggil Sulung. Ayah Sulung, tolong kamu beri makan kambing-kambing kita di padang rumput ya. Persediaan uang sudah menipis, sedangkan ladang kita sedang sangat kering. Sulung Tidak mau! Ibu Kenapa, Sulung? Tolonglah bantu Ayah dan Ibu. Ayah Iya, nak. Rencananya kambing akan Ayah jual di pasar untuk pemasukan kebutuhan kita. Tak lama kemudian Sulung mau menggembala dua ekor kambing yang dimikili Ayahnya. Namun tak sampai di padang rumput yang dituju, Sulung memutuskan untuk tidur di bawah sebuah pohon hingga sore. Dan ketika bangun, kambing yang dititipkan Ayahnya sudah raib entah ke mana. Tanpa rasa bersalah, Sulung tak menjelaskan kejadian sebenarnya. Ayah Kambing-kambing kita di mana, Sulung? Kok tidak ada? Sulung Tadi hanyut di sungai! Ayah Apa? Hanyut? Yaampun bagaimana ini? Kenapa bisa hanyut? Ayah sangat kecewa pada Sulung yang tidak bisa diandalkan, padahal semua hal yang dimintanya adalah demi kepentingan hidup bersama-sama, yaitu demi kebutuhan pangan. Kesedihanpun dirasakan Ibu yang selalu bersedia untuk mencari tambahan penghasilan untuk keluarga. Tanpa pikir panjang, Ayah segera berangkat ke hutan untuk melihat perangkap yang sengaja dipasang untuk menjerat hewan yang ada di sekitar hutan. Ayah Wow ternyata aku dapat! Seekor anak babi hutan, pasti akan laku dijual di pasar. Lumayan untuk membeli kebutuhan makanan selama seminggu! Dengan rasa gembira, Ayah melepas jeratan yang ada pada kaki hewan tersebut dan membawanya pulang. Namun hal tak terduga terjadi sebelum ia keluar dari hutan. Ia diserang dua ekor induk babi yang penuh amarah melihat anak mereka ditangkap. Serangan babi hutan tersebut tak kuasa tertahan sehingga Ayah sulung terkapar tak berdaya namun tetap mencoba melakukan serangan balik pada hewan liar tersebut. Tetapi usahanya tak membuahkan hasil, justru ia dikejar kawanan babi hutan hingga ke sungai. Sungguh naas nasibnya, ia tewas ketika melompati bebatuan karena terjatuh dan kepalanya membentur sebuah batu. Sementara itu, Ibu sedang memarahi Sulung yang tega membuang beras terakhir yang tersedia di rumah dengan rasa sedih yang tidak terbendung. Ibu Sulung! Kamu ini apa-apaan? Selalu bikin susah orang tua! Seenaknya saja kamu buang beras untuk makan ke dalam sumur?! Lelah memarahi Sulung, Ibupun meminta tolong agar Sulung mengambil periuk tanah liat di belakang untuk dijual ke pasar. Ibu Yasudah Sulung, tolong Ibu ambil periuk tanah di belakang. Akan Ibu jual ke pasar, tolong jaga adik karena Ayah belum pulang ke rumah. Sulung Untuk apa aku ambil periuk dan menjaga si Bungsu?!!! Aku jadi tidak bisa main! Mending aku pecahkan saja periuk ini!!!! Tak disangka periuk hasil buatan Ibu dipecahkan begitu saja oleh anak nakal yang satu ini. Sungguh keterlaluan dan membuat hati Ibu hancur berkeping-keping layaknya periuk yang sudah pecah itu. Ibu Suluuuung….. Apa kamu tidak tahu, kita butuh makan. Kenapa kamu pecahkan periuk itu? Padahal itu adalah satu-satunya sisa harta yang kita punya. sambil meneteskan air mata Sungguh terlalu, Sulung justru membentak Ibunya dengan nada tinggi yang tak terkira. sikap Sulung itu sangat keterlaluan pada Ibunya. Ia tak sadar bahwa suatu saat nanti penyesalan dan penderitaan pasti akan ia alami jika sang Ibu sudah tiada. Sementara itu, Bungsu yang baru satu tahun hanya bisa menyaksikan kesedihan mendalam pada Ibunya. Jika sudah sebesar Sulung, mungkin adiknya itu akan berinisiatif untuk menolong Ibunya. Tak lama kemudian, salah satu tetangga datang di tengah kekacauan dalam rumah itu. TetanggaBu, saya ingin menyampaikan informasi bahwa suami Ibu ditemukan sudah tak bernyawa di tepi sungai. Saya beserta warga yang lain turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian Almarhum. Ibu Innalillahi wainailaihi rajiun… semakin tersedu mendengar kabar buruk tersebut Namun tak nampak raut wajah kesedihan dari wajah Sulung. Ia justru berpikir bahwa tanpa Ayahnya, ia berarti bebas karena tidak ada yang menyuruh-nyuruhnya lagi. Ibu Sulung… Ibu tak sanggup lagi hidup di dunia ini. Ibu sangat sedih melihat perilaku kamu. Tolong jaga Bungsu, Ibu mau menyusul Ayahmu… Ibu Sulung pergi menuju sebuah batu yang disebut Batu Belah tempat suaminya terjatuh dan meninggal. Kemudian iapun bersenandung sambil berjalan menuju batu tersebut… “Batu belah batu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah aku serta.” Angin sesaat bertiup kencang dan membuat Ibu Sulung terperangkap di Batu Belah yang tidak bisa terbuka kembali untuk selamanya. Menyadari Ibunya telah tiada, Sulungpun sangat menyesal. Sulung Ibuuuuu!!!! Maafkan aku!!! Ibu kembalilah, Buuu!!!! Aku menyesaaal!!! Ibuuuu!!!! Sambil merintih dan terus menerus memohon Ibunya kembali, usaha Sulung tetap sia-sia. Batu Belah kini tertutup dan ia tak akan bisa bertemu Ibunya.
CeritaRakyat Sunda : Dongeng Lutung Kasarung via (cerita Cekak) Sepatu Anyar via www.slideshare.net Cerita Rakyat: Ra Kartini Dalam Pengaruh Pemikiran Yahudi via afrigon.blogspot.com Naskah Drama 9 Orang: Legenda Situ Bagendit - Rayanet via rayanet.web.id
Kita semua tahu, Indonesia tak hanya kaya akan beragam bahasa, suku, makanan maupun tarian tapi juga warisan budaya. Salah satunya adalah cerita rakyat yang turun temurun disampaikan secara lisan oleh orang tua, kakek, hingga guru di umumnya, cerita rakyat bersifat anonim atau pengarangnya tidak dikenal. Cerita rakyat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat kita ingat-ingat sebentar yuk, kumpulan cerita rakyat yang sering kita dengar kisahnya seperti yang dirangkum IDN Times di bawah Malin Kundangilustrasi Malin Kundang Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja. Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.“Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra kesayangannya itu.“Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau. “Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk mengantarkan kepergian lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota seberang. “Tidak, Malin pasti akan kembali.”Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.“Malin, ini aku, ibumu.”“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan Malin yang terungkap.“Tidak, dia bukan ibuku!”Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai. Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi bergemuruh setelah doa itu terdengar. Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya. “Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini!” Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu berbentuk manusia tengah bersujud. Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali Roro JonggrangCandi Prambanan DurandDahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jonggrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai dan kedua sumur hampir candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan. “Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus menerima pinangan Bandung Bondowoso yang telah membunuh ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum. Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara itu, para roh halus segera meninggalkan pekerjaan. Mereka menyangka hari telah pagi dan matahari akan segera terbit. Pada saat itu hanya tinggal satu sebuah candi yang belum Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca untuk melengkapi sebuah buah candi yang belum arca Roro Jonggrang diletakkan di dalam ruang candi yang besar. Hingga kini, candi tersebut disebut dengan Candi Roro Jonggrang. Sementara itu, candi-candi di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu Candi Seribu meskipun jumlahnya belum mencapai Timun Masilustrasi raksasa KellerMbok Sirni adalah seorang janda yang menginginkan seorang anak. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu dewasa harus diserahkan ke raksasa itu untuk Sirni yang setuju akhirnya menerima biji mentimun dari raksasa yang kemudian ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Dengan hati-hati Mbok Sirni membelah buah dan ternyata di dalamnya terdapat seorang bayi cantik yang kemudian diberi nama timun hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih mengejarnya. Timun emaspun kemudian menebarkan biji timun ajaib yang menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa, lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam sehingga kaki raksasa menjadi emas pun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Dalam Seketika hutanpun menjadi lautan luas sehingga raksasa dengan kakinya yang luka menjadi kesakitan saat melewatinya. Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasa pun mati. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai. Baca Juga 20 Maret Hari Dongeng Sedunia Sejarah dan Pentingnya Dongeng 4. Sangkuriangilustrasi perahu yang ditendang Sangkuriang Tangkuban Perahu konon terjadi karena kisah Sangkuriang yang menendang perahu yang ia buat. Seorang anak yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya sendiri yaitu Dayang jaman dahulu kala, terdengarlah kisah dari salah satu putri di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi yang mempunyai anak bernama sangkuriang, pada suatu hari sangkuriang pergi berburu di temani oleh seekor anjing bernama Tumang, tetapi Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga sekaligus saat berburu Sangkuriang bertemu dangan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh Tumang untuk mengejar rusa tersebut, namun Tumang kehilangan jejak rusa tersebut dan Sangkuriang menjadi marah karena Sangkuriang sangat ingin memberikan hati rusa kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya dan kemudian ia Sangkuriang di rumah ia memberikan hati didapatkannya dari berburu kepada Ibunya untuk di masak. Saat memakanya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab dengan wajah ketakutan “Tumang mati” Dayang Sumbi marah bukan dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari kejadian itu Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata memberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Setelah di usir Ibunya Sangkuriang berkelana keberbagai tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian kedua orang tersebut pun akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Sangkuriang pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi menerimanya. Pada saat sedang berduaan Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya mendengar pernyataan tersebut Dayang Sumbi kaget dan memberi tahu sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat Sumbi mengajukan permintaan dia minta di buatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih, Sangkuriang menyanggupinya. Ia membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya dalam pembuatanya Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukanya dalam perantauanya, karena bantuan dari jin perahu itupun hampir Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan akhirnya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu di tendangnya dan terjatuh diatas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya meninggal karena terjatuh kedalam sungai Bawang Merah dan Bawang Putihilustrasi Bawang Merah dan Bawang Putih dok. hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang tinggal bersama ibu dan kakak tirinya yang bernama Bawang Merah. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih memiliki sifat yang jahat. Mereka kerap berbuat buruk pada Bawang Putih, seperti menyuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya seorang kehidupan Bawang Putih amatlah bahagia. Ayahnya seorang pedagang yang sering bepergian dan ibu kandungnya yang sangat sayang kepadanya. Namun, semua itu berubah ketika keduanya ibu dan kakak tirinya, Bawang Merah bersikap semakin jahat kepada Bawang Putih. Setiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya. Hingga pada suatu ketika Bawang Putih sedang mencuci di pinggir sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah sampai di rumah, Bawang Merah memarahi Bawang Putih karena selendangnya tidak ditemukan. "Dasar ceroboh!" bentak Bawang Merah. "Pokoknya kamu harus mencari selendang itu, dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum menemukannya!"Akhirnya, Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang tersebut. Hingga larut malam, selendang itu belum kunjung ditemukan. Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk. Bawang putih segera menghampiri gubuk tersebut dan mengetuknya. "Permisi!" kata Bawang berapa lama, seorang perempuan tua membuka pintu. "Siapa kamu, nak?" tanya nenek itu. Gubuk tersebut ternyata dihuni seorang nenek yang hidup sebatang kara. Bawang Putih pun akhirnya meminta izin untuk menginap semalam."Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih. Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilakan Bawang Putih untuk menginap di gubuknya."Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?" tanya selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek itu mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu."Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu di sini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?" pinta Putih dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Waktu seminggu pun berlalu, dan sudah waktunya Bawang Putih untuk beranjak pulang. Karena selama tinggal di sana, Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan dan memberi hadiah kepada Bawang Putih. "Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Aku turut senang karena kau sangat rajin. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa selendangmu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata disuruh memilih dua buah labu untuk dibawa pulang. Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian si nenek, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang lebih kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya. Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang tersebut kepada Bawang Merah. Setelah itu, dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun betapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Ibu tiri Bawang Putih yang tidak sengaja melihatnya, langsung merampas semua emas permata tersebut. Dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana mendapatkan labu ajaib Putih menceritakan dengan sejujurnya. Mendengar cerita tersebut, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Besoknya, dia menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya lebih cerita, Bawang Merah tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di sana selama seminggu. Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu, Bawang Merah hanya bermalas-malasan dan tidak membantu pekerjaan si berlalu, nenek itu membolehkan Bawang Merah untuk pulang. Dengan perasaan heran, Bawang Merah pun kemudian bertanya kepada si nenek."Bukankah seharusnya nenek memberikan labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?" tanya bawang itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan segera berlari pulang tanpa mengucapkan terima di rumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang besar. Dia berpikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh Bawang Putih, mereka menyuruh Bawang Putih untuk mencuci pakaian di sungai. Setelah itu, mereka masuk ke dalam kamar dan menguncinya dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Di luar dugaan, bukan emas permata yang ada di dalamnya, melainkan berisi ular, kalajengking, dan hewan berbisa lainnya. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dan menggigit Bawang Merah dan ibunya yang Alue Nagailustrasi naga AdderleySultan Meurah mendengar rakyatnya mengeluh karena banyak hewan ternak mereka hilang di Bukit Lamyong. Juga, belakangan gempa kerap terjadi tanpa ada Meurah kemudian memerintahkan sahabatnya, Renggali, putra Raja Linge, untuk menyelidiki bukit itu. Renggali pun melaksanakan tugas tersebut. Setelah menelusuri seluruh bukit, ia merasakan ada yang aneh pada bukit tersebut. Ia lalu menaiki bagian tertinggi dari bukit, dan tiba-tiba merasakan kemunculan air hangat di permukaan tanah yang ia injak. Ia kaget lalu turun sambil datang suara permintaan maaf entah dari mana. Renggali mencari asal suara, dan menemukan itu berasal dari bukit yang ia pijak yang ternyata adalah seekor naga. Si Naga Hijau memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa ia adalah sahabat dari ayahnya. Selama ini Raja Linge hilang, dan ia terakhir kali diketahui bersama dengan Si Naga Hijau. Ketika Renggali bertanya di mana ayahnya, naga meminta Renggali untuk memanggilkan Sultan kembali ke istana dan menceritakan kejadian tersebut kepada Sultan Meurah. Sultan Merah pun setuju menemui naga di bukit. Sesampainya di sana si naga menceritakan kejadian yang sebenarnya, bahwa ia membunuh Raja Linge dan jasad sang raja ada di bawah tubuhnya. Saat itu naga tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena ada pedang Raja Linge yang terhunus di tidak mau menghukum Naga Hijau. Ia lalu menarik pedang yang terhunus di tubuh naga dan meminta si naga kembali ke kampung halamannya. Pada bukit’ bekas tubuh naga terbentuknya sebuah sungai kecil yang dipenuhi rawa-rawa dengan genangan air. Sultan Meurah memberi nama wilayah tersebut Alue Situ Bagenditilustrasi danau sebuah desa yang tanahnya subur di Garut, hidup seorang janda kaya raya bernama Nyi Endit. Banyak penduduk di desa itu meminjam uang kepada Nyi Endit dengan bunga yang sangat tinggi. Nyi Endit juga menyuruh para tukang pukulnya untuk menagih utang dari penduduk dengan paksa apabila ada yang tidak mampu membayar utang dan bunganya tepat musim panen tiba, rumah Nyi Endit penuh dengan hasil panen. Namun, saat musim paceklik datang, penduduk banyak yang gagal panen dan menderita penyakit busung lapar. Nyi Endit justru berpesta pora bersama sanak keluarga, kerabat dan para tamunya. Ketika pesta berlangsung, tiba-tiba ada seorang pengemis yang meminta sedikit makanan kepada Nyi Endit. Dengan kesal, Nyi Endit menyuruh pengawalnya mengusir pengemis saat pengawal akan menangkapnya, tiba-tiba tubuh para pengawal terpental sendiri beberapa meter jauhnya. Ternyata, pengemis tersebut mempunyai kesaktian. Pengemis itu lalu mengambil sebatang ranting pohon dan menancapkannya ke tanah. Dirinya meminta Nyi Endit atau pengawalnya untuk mencabut ranting itu. Nyi Endit lalu menyuruh pengawalnya untuk mencabut batang ranting tersebut, namun tidak satu pun pengawalnya mampu mencabut batang ranting semuanya menyerah, barulah si pengemis mencabut sendiri ranting itu dengan mudahnya. Tiba-tiba, dari lubang bekas ranting yang tertancap itu keluar air yang memancar deras. Bersamaan itu, tiba-tiba si pengemis menghilang entah ke mana. Hujan lebat pun turun diselingi guncangan gempa bumi sekejap, desa Nyi Endit terendam banjir. Nyi Endit dan para pengawalnya, akhirnya tewas tenggelam. Saat ini, desa itu berubah menjadi sebuah danau besar dan dalam. Danau itu lalu dikenal dengan sebutan Situ Bagendit. Situ bermakna danau, sementara Bagendit diambil dari nama Nyi Endit. Konon di Situ Bagendit hidup seekor lintah besar yang dipercaya sebagai jelmaan Nyi Endit yang lintah Selendang Bidadariilustrasi bidadari ВасильевPada zaman dahulu, terdapat seorang pemuda tampan dan gagah bernama Datu Awang Sukma. Suatu hari, Datu Awang Sukma melihat ada 7 bidadari cantik sedang mandi di telaga. Para bidadari itu tidak tahu apabila Awang Sukma sedang mengintip mereka dan membiarkan selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar Sukma kemudian mencuri salah satu selendang terbang milik para bidadari itu. Setelah mandi para bidadari itu kemudian mengenakan selendangnya masing-masing dan bersiap-siap terbang pulang ke kahyangan. Namun sayang, selendang milik Putri Bungsu sudah dicuri Awang Sukma. Sehingga ia tak bisa terbang kembali ke tidak mau keenam kakaknya pergi meninggalkannya sendirian di bumi. Datu Awang Sukma pun segera keluar menemui Putri Bungsu dan mengajaknya tinggal bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain lagi, maka Putri Bungsu akhirnya terpaksa menerima pertolongan Awang Putri Bungsu dinikahi Awang Sukma dan melahirkan seorang bayi perempuan. Namun suatu hari, Putri Bungsu dikejutkan oleh seekor ayam hitam yang naik ke atas peti berisi padi. Ketika peti dibuka, Putri Bungsu kaget dan berseru gembira karena menemukan kembali selendangnya yang lama hilang. Akhirnya, Putri Bungsu memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Putri Bungsu kemudian menyampaikan sebuah pesan kepada suaminya bahwa apabila anaknya rindu, ambillah tujuh biji kemiri dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan seruling, kelak dirinya akan hadir melihat anaknya. Putri Bungsu kemudian terbang ke kahyangan meninggalkan Datu Awang Sukma dan putrinya di Keong Masilustrasi keong mas ScheelPada zaman dahulu kala, hidup seorang raja yang bernama Kertamarta. Ia memimpin sebuah kerajaan yang makmur dan sentosa, kerajaan tersebut adalah kerajaan Daha. Raja Kertamarta mempunyai dua orang putri yang cantik, bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Mereka hidup berbahagia dan serba berkecukupan. Suatu hari, seorang pangeran yang tampan dan rupawan dari Kerajaan Kahuripan berkunjung ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kartapati. Kedatangan pangeran tersebut untuk melamar Candra Kirana dan sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta. Sang raja menerima lamaran tersebut dan Candra Kirana akhirnya ditunangkan dengan Raden pertunangan tersebut membuat saudara satu-satunya Candra Kirana, yaitu Dewi Galuh, merasa iri dengki. Sebab, Dewi Galuh merasa Raden Inu lebih cocok dengannya dibanding saudara perempuannya Galuh pun gelap mata hingga akhirnya ia pergi ke kediaman nenek sihir dan meminta bantuannya untuk membuat Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikan dan mengerikan, sehingga dijauhi oleh Raden sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh. Tidak lama kemudian, Candra Kirana berubah menjadi Keong Mas, lalu dibuang ke sungai. Di lain hari, seorang nenek yang baik hati mencari ikan dengan jala di sungai. Tanpa disadarinya, Keong Mas tersangkut di jala nenek tersebut dan terbawa harinya sang nenek kembali ke sungai, tapi malang nasibnya karena tidak ada satu pun ikan yang tertangkap di jalanya. Sang nenek lalu pulang dengan perasaan sedih dan betapa kagetnya ia ketika melihat banyak macam makanan sudah tersedia di meja makan. Nenek tersebut bertanya-tanya siapakah gerangan yang memasakkan semua makanan itu untuknya. Kejadian tersebut terjadi setiap hari, sehingga nenek menjadi suatu pagi sebelum pergi ke sungai, nenek mengintip apa yang terjadi di rumahnya. Betapa kagetnya ia melihat Keong Mas berubah menjadi wanita cantik. Ia pun pergi menyapa wanita cantik tersebut."Siapakah kamu, wahai putri cantik, dan dari manakah asalmu?" tanya sang nenek."Aku adalah putri Kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku," kata Keong Mas,Setelah menjawab pertanyaan nenek, Candra Kirana berubah kembali menjadi Keong Mas. Sementara itu, Raden Inu tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat sihir pun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakai Raden Inu. Raden Inu kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya, padahal Raden Inu diberikan arah yang perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, lalu diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik, ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu. Kakek tersebut membantu mengusir burung gagak hingga menjadi asap. Sang kakek juga memberi tahu Raden Inu di mana keberadaan Candra Inu segera berjalan menelusuri hutan dan setelah berhari-hari, akhirnya ia menemukan Candra Kirana yang sedang memasak di sebuah gubuk yang sangat reok. Kutukan dari nenek sihir pun menghilang karena perjumpaan Inu kemudian memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Raja Kertamarta. Raja Kertamarta meminta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya, Dewi Galuh mendapat hukuman yang Galuh merasa takut, dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya, pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu pun berlangsung dengan pesta yang sangat meriah dan mereka hidup bahagia Telaga Warnailustrasi telaga warna kala ada seorang Raja dan Permaisurinya yang mendambakan kehadiran seorang buah hati. Mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Hingga akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa di hutan. Di sana Raja terus berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk segera dikaruniai seorang lama setelah itu doa sang Raja pun terkabul. Permaisuri hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Putri hidup dalam kemewahan dan sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia mau harus selalu dituruti. Oleh karena itu ia tumbuh menjadi gadis yang sombong dan hari menjelang tahun sang Putri yang ketujuh belas, Raja pergi berkelana ke penjuru negeri demi mencari kado istimewa untuk anak gadisnya itu. Di sebuah desa ia bertemu seorang pengrajin tua. Raja membeli sesuatu paling berharga dari pengrajin tersebut."Ini adalah sebuah kalung istimewa, terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Tak pernah kulepaskan kepada siapapun kecuali Yang Mulia," ujarnya sembari terbatuk-batuk."Terima kasih, Pak Tua. Anakku pasti senang sekali dengan hadiah indah ini," ucap sang Raja penuh di hari ulang tahun sang Putri, semua rakyat berkumpul dan berpesta di istana. Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah kalung permata warna-warni. "Anakku, ini hadiah untukmu. Lihat, indah sekali, bukan? Kamu pasti menyukainya," kata bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. "Hadiah apa ini? Jelek sekali," tolak Putri dengan dan Permaisuri terkejut dengan sikap putrinya, namun mereka berusaha membujuknya. "Tidak! Aku tidak suka kalung ini, Ayah! Jelek sekali dan terlihat murah," teriaknya sambil melempar kalung itu ke lantai hingga permatanya dan Permaisuri sangat sedih. Tiba-tiba Permaisuri menangis terisak. Perlahan tangisan Permaisuri semakin menjadi dan menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih dan kecewa melihat tingkah laku Putri yang mereka disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Air tersebut menghanyutkan permata-permata yang berserakan hingga membentuk sebuah danau. Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna permata kalung yang dibuang sang Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga dia kumpulan cerita rakyat paling terkenal di Indonesia yang sering kita dengar. Semua cerita rakyat di atas mengandung pesan moral yang sangat baik untuk anak-anak hingga kini. Walaupun saat ini banyak bermunculan cerita-cerita modern, namun tidak sepantasnya cerita rakyat tersebut hilang terlupakan begitu guys jangan sungkan untuk mendongengi anak-anak kecil dengan cerita rakyat, demi melestarikan kebudayaan kita ya! Baca Juga 5 Contoh Cerpen, Lengkap dengan Struktur dan Cara Menulis yang Benar IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
. 122 303 105 411 220 298 272 341
cerita rakyat 5 orang